Siapun yang ingin membangun sebuah rumah berusaha mencari harga termurah jika perlu menekan harga penawaran borongan pada level yang serendah rendahnya ,
Namun pada kenyataannya harga penawaran yang murah tidaklah menjamin para owner mendapatkan hasil rumah tinggal yang memuaskan .
kita sering mendengar pengalaman para owner yang mengelukan hasil dari suatu pekerjaan yang diborong oleh seorang tukang/mandor ,
Dengan hasil pekerjaan yang tidak rapi , keadaan bangunan yang miring , acak acakan , berantakan dan lain sebagainya . atau pekerjaan yang ditinggal kabur oleh tukang/mandor . serta masih banyak lagi pengalaman pengalaman pahit yang dialami para owner pada saat membangun rumah.
Dari apa yang diutarakan tadi salah satunya disebabkan harga borongan pada ongkos pengerjaan yang dihitung langsung oleh para tukang/mandor ,
terkadang jauh lebih murah dibandingkan dengan ongkos kerja harian .
sehingga dalam pelaksanaan kerja seorang tukang sering kali mempercepat tempo kerja dengan mengabaikan segala proses proses dalam tahapan bangunan ,seperti mengurangi kapasitas kerjaan ataupun dengan cara menambah kecepatan kerjaan
- mengurangi kapasitas kerjaan yaitu memanipulasi tahapan dari proses proses pekerjaan
contoh : pondasi kedalaman 70 cm dipangkas menjadi 35 s/d 50 cm dll
- menambah kecepatan kerjaan yaitu dengan mengurangi kwalitas pekerjaan , kebanyakan dari pekerjaan yang membutuhkan suatu ketelitian , kerapian ,waktu dan kekuatan dipermudah , yang penting pekerjaan tersebut terpasang .
contoh : pemasangan keramik dinding asal bisa nempel dinding dll
semua cara yang sampaikan tadi bertujuan agar nantinya mendapatkan selisih dari nilai borongan. semangkin cepat sebuah bangunan diselesaikan maka semangkin besar peluang untuk mendapatkan selisih keuntungan yang didapat ,dan semangkin lama pekerjaan tersebut dikerjakan akan menimbulkan pembengkakan biaya .
Dalam Persaingan harga borongan yang murah atau bisa dikatakan terlalu murah pada sistem kerja borongan para tukang bangunan yang kemudian harga borongan tadi ditawarkan lagi oleh para owner mendekati harga terendah ,terkadang menyebabkan para tukang memaksakan diri menerima nasib pekerjaan tersebut dari pada tidak mendapatkan order pekerjaan ,walaupun para tukang tersebut menyadari bahwa pekerjaan tersebut akan mengalami kerugian .disatu sisi owner merasa diuntungkan dengan tawaran harga yang murah tadi , tapi Justeru sebalik para owner sendirilah yang nantinya akan menanggung resiko kerugian tersebut .
seperti apa yang dijelaskan diatas harga murah belum tentu mendapatkan hasil yang baik , karena tukang bekerja bukan lagi berdasarkan pada suatu rencana kerja yang baik tapi bekerja pada tekanan waktu yang terlalu sempit ,
sedangkan kapasitas kerja terlalu besar .
dengan tidak seimbangnya antara nilai borongan, kapasitas kerja ,dan jadwal pelaksanaan mulai awal pekerjaan sampai dengan selesai pekerjaan ,tetap akan beresiko terhadap hasil dari suatu pekerjaan tersebut.
Resiko sistem kerja borongan tukang dengan penawaran harga murah :
1. kurangnya rasa bertanggung jawab terhadap pekerjaan,seperti hal pekerjaan yang ditinggal lari oleh pekerja/tukang .
2. banyak hal yang tidak bisa ditangani oleh tukang yang beresiko pada hasil akhir kerja bangunan .seperti melesetnya dari gambar dan hitungan rab , bangunan yang miring , campuran adukan semen yang tidak rata, , pemborosan bahan material dsb..
3. rawan dengan perselisihan tukang dan owner , tukang akan meminta tambah dari harga yang telah disepakat bersama untuk menutup kerugian yang mereka alami .
4. Tidak fokusnya pada pekerjaan , karena menumpuknya pekerjaan yang dibebankan pada tukang (kerja rangkap seorang tukang ) menghitung bahan material , membuat gambar , mengatur dan membayar upah pekerja , menghitung dan membeli bahan material , pengerjaan tehnik , belum lagi memikir kan kecukupan pembiayaan pengerjaan ,pengaruh cuaca , keselamatan para pekerja,keterlambatan bahan material dll.
Berikut saran saya dalam menentukan sistem kerja borongan
1. Persiapkan perencanaan dengan matang , konsep gambar yang jelas ,penghitungan rab, kesediaaan bahan material,dll serta jangan2 segan mengkonsultasikan dengan para ahlinya , banyak alternatif konsultasi bangunan dari yang gratis sampai dengan membayar hal ini sangat penting untuk menghindari bongkar pasang pada saat pelaksanaan , yang akan mempengaruhi penambahan ongkos pengerjaaan dan bahan material.
2. Ikuti standar harga pada sistem borongan kerja yang berlaku.ataupun harga nego yang disesuaikan . hindarilah coba coba menawar dengan harga yang murah dan terlalu murah . dibawah harga standar yang berlaku , karena penghitungan ongkos pengerjaan bangunan kebanyakan telah disesuai dengan kemampuan pekerjaan tersebut dan tingkat kesejaterahan para tukang di daerah masing masing . kecuali tukang yang nekad menerima pekerjaan dengan harga yang murah . ataupun tukang tukang pendatang yang belum mengerti seluk beluk standar ekonomi masyrakat daerah tersebut .
3. Persiapkan dana anda ! jika anda belum siap dengan dana ,nanti dulu. ,ditunda sampai dana anda mencukupi . jangan paksakan dana yang tidak mencukupi untuk membangun rumah , nanti bisa bikin repot pekerja bangunan dan anda sendiri . siapapun pastilah mendambakan sebuah rumah tinggal , termasuk para pekerja2 bangunan yang belum memiliki tempat tinggal ! bukan anda saja , karena pada saat sekarang untuk membangun sebuah rumah tidak sedikit mengunakan dana .
4. Hati hati !... jangan sekali kali owner mengangap sepele pekerjaan bangunan , coba owner bayangkan jika owner sendiri melakukan pekerjaan bangunan tersebut berlama lama di saat panasnya pancaran matahari menembus dari ujung rambut sampai ujung kuku kaki anda [gimana rasa !], kalau anda tidak memiliki stamina yang kuat alias letoy dipastikan anda tidak akan mampu .dan coba owner bandingkan hasil pekerjaan owner dengan pekerjaan tukang , apakah sepandai tukang ? dan elavaluasi ulang kemampuan stamina tubuh anda ,tempo pekerjaan dan hasil pekerjaan anda! ,kesimpulannya tidak semua orang bisa melakukan pekerjaan bangunan , yang artinya pekerja bangunan adalah profesi yang memiliki stamina dan keahlian khusus .
5. Jangan gampang menerima tawaran harga murah ,baik itu pekerjaan borongan atau pun harian , tukang yang profesional jarang sekali menerima order pekerjaan tersebut , kecuali tukang yang asal asalan dan asal jadi .
6. Dalam menetapkan pelaksana kerja pada sistem kerja borongan , pilih seorang werkbass atau kepala tukang/mandor , yang berpengalaman bukan seorang tukang ( tukang adalah pelaksana harian dalam struktur kerja bangunan).
7. Mengubah kebiasaan masyarakat atau para owner untuk bersikap tegas dalam menentukan sistem kerja borongan ataupun harian dengan memilih werkbass atau kepala tukang/mandor sebagai pelaksana lapangan atau pimpinan lapangan ,
serta meninggalkan kebiasaan lama memilih tukang-tukang sebagai pelaksana kerja .
Dengan demikian, paling tidak dapat memperkecil resiko kerugian !!!
PERHITUNGAN UPAH KERJA klik DISINI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar